Senin, 11 Mei 2009

Pelayanan dan Pertanian

Melayani sambil bertani, mungkinkah? Pertanyaan ini dinilai kontroversi oleh sebagian orang Kristen yang mempunyai keyakinan bahwa Hamba Tuhan harus hidup hanya dari pelayanan. Dengan pemahaman yang lebih arif, sebenarnya pelayanan yang utuh dan menyeluruh adalah panggilan setiap orang percaya tanpa kecuali hamba Tuhan.
Apalagi dengan adanya perkembangan pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang, panggilan pelayanan secara utuh dan menyeluruh agaknya makin kencang terdengar yang membutuhkan respon gereja-hamba Tuhan.
Mengingat konteks pelayanan di Indonesia yang sebagian besar masyarakat bertani dan tinggal di desa maka sudah menjadi kebutuhan bagi para Hamba Tuhan/Calon Hamba Tuhan untuk diperlengkapi dengan pengetahuan/ketrampilan pertanian. Lahan yang luas dan kehidupan jemaat yang tidak jauh dari pertanian merupakan jembatan yang dapat dimanfaatkan untuk menjangkau jiwa-jiwa khususnya di pedesaan. Selain itu, pertanian merupakan sumber pendapatan yang diharapkan dapat mendukung perekonomian para Hamba Tuhan di pedesaan. Untuk itulahsekolah-sekolah Theologia dan Sekolah Alkitab diharapkan dapat berperan aktif terutama untuk memperlengkapi para calon Hamba Tuhan melalui program studi Pertanian dalam kurikulumnya. Beberapa Sekolah Tinggi Theologia dan Sekolah Alkitab memang sudah mulai menerapkan hal ini dengan mencantumkan ilmu pertanian/perikanan dan peternakan menjadi kurikulum wajib maupun ekstrakurikuler. Sebagai salah satu contoh Sekolah Alkitab yang telah menerapkan hal ini adalah Sekolah Theologia Terpadu GBI Sunagi Yordan Tonang Kalbar yang dipimpin oleh Bapak Saulus Leander yang baru-baru ini dikunjungi oleh Tim worldCARE. Disekolah ini para siswa sekolah Alkitab selain diperlengkapi dengan pengetahuan Alkitab juga diperlengkapi dengan pengetahuan pertanian, perikanan dan peternakan. Dan di lokasi sekolah ini disediakan lahan yang digunakan sebagai tempat mempraktekkan ilmu pertanian yang mereka terima di kelas. Lokasi pertanian terletak di belakang gedung sekolah dan di tempat tersebut juga disediakan kolam ikan dimana mereka dapat belajar budidaya ikan air tawar.
Pada gambar terlihat tim WorldCARE dan Pimpinan Sekolah Theologia TErpadu di lokasi pertanian yang disediakan bagi para siswa Sekolah Alkitab.
Salah satu dosen sekolah Alkitab (STT Berea, Ansang, Kalimantan Barat) juga sangat mendukung apabila di sekolah-sekolah Alkitab disediakan program studi yang mengajarkan ilmu pertanian.
Menurut Pdt. Yamin Atok, S.Th yang menjadi dosen di Sekolah Tinggi Theologia Ansang, adalah hal yang penting bagi para siswa sekolah Theologia untuk memiliki ketrampilan pertanian. Terutama untuk daerah Kalimantan Barat yang notabene mempunyai lahan yang begitu luas untuk dikelola dan begitu banyaknya jemaat yang hidup dari hasil pertanian. Jadi dibutuhkan para pelayan Tuhan yang memahami akan dunia pertanian. Seperti yang dituturkan oleh Gembala Sidang PPIK Ansang tersebut kepada Tim WorldCARE yang mengunjunginya di lahan pertanian Darit Ansang. Sebenarnya masih banyak waktu yang dapat dimanfaatkan oleh para Hamba Tuhan di pedesaan untuk mengelola tanah pertanian yang ada disekitarnya. Hal itu dibuktikan beliau dengan mengusahakan lahan disekitar rumahnya yang berada di kompleks perumahan dosen STT Berea Ansang. Di lahan yang berukuran sekitar 20x20 meter tersebut, Pdt. Yamin Atok menanam berbagai jenis sayuran seperti kacang panjang, oyong, paria, kangkung dan ketimun. Menurut beliau dari hasil panen sayur-sayuran yang sering dipanen secara bergilir, dapat nilai tambah yaitu bertambahnya pendapatan karena dipasarkan hasil panen, setidaknya untuk masyarakat sekitar atau para penghuni komplek perumahan dosen biasanya membeli langsung di tempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar